Panyabungan,(BBNews).
Pembangunan sarana dan prasarana pelabuhan laut di Palimbungan Batahan menjadi solusi atas geliat pertumbuhan ekonomi di Mandailing Natal. Selain kelancaran angkutan melalui tranfortasi laut juga bersinggungan dengan kelancaran transfortasi darat. Tidak dapat dipungkiri, kelak apabila pelabuhan ini berfungsi dengan baik, sudah dapat dibayangkan betapa bergairahnya pertumbuhan ekonomi disekitar pelabuhan.
Ratusan juta, bahkan milyaran rupiah terjadi perguliran uang setiap harinya disekitar pelabuhan dengan menculnya kepentingan aspek bisnis dari para pelaku bisnis lokal maupun yang datang dari luar. Pelabuhan yang diharapkan menjadi pelabuhan komersial dan juga pelabuhan untuk kelancaran sejumlah barang-barang ekspor, tentunya perlu dicermati setiap saat mengacu kepada kepentingan bisnis secara lokal maupun global.
Tangki Curah.
Keterangan Bupati Mandailing Natal Drs. H. Dahlan Hasan Nasution dan yang berhasil dihimpun BBNews baru-baru ini dari instansi berkompeten, berkaitan dengan tumbuh dan berkembangnya sejumlah perusahaan perkebunan di pantai barat Mandailing Natal memiliki konsekwensi logis dengan berdirinya sejumlah pabrik pengolah sawit. Pabrik Kelapa Sawit (PKS) jumlahnya bukan hanya satu-dua, bahkan sudah mencapai puluhan PKS berdiri dikelola perkebunan swasta dan perkebunan badan usaha milik negara (BUMN) yakni PTPN IV yang telah memilki beberapa kawasan kebun di daerah ini.
Munculnya sejumlah PKS baik di Kecamatan Rantobaek, Batang Natal, Batahan, Sinunukan, Natal dan Muara Batang Gadis, disatu sisi berdampak positif disebabkan mendatangkan devisa bagi negara. Namun di sisi lain menuai kerunyaman dibidang angkutan jalan darat. Dapat dibayangkan berapa ratus unit truk tangki angkutan Crude Palm Oil (CPO) yang melintas mulai dari Natal menuju Jembatan Merah. Minyak CPO diangkut menuju Belawan, Dumai dan Teluk Bayur. Tingkat kerusakan ruas jalan antara Jembatan Merah-Natal pada setiap tahun sudah memprihatinkan karena berat beban jalan yang sudah melebihi kapasitas, dan sudah berapa banyak dana pusat yang terserap untuk pembangunan dan rehabilitasi ruas jalan tersebut. Makanya dengan formula menggunakan transfortasi laut melalui pelabuhan Palimbungan Batahan, disamping dinamika pertumbuhan ekonomi di pelabuhan mengalami pertumbuhan dan ruas jalan darat Natal-Jembatan Merah dapat diselamatkan dan terawat dengan baik.
Transfortasi Darat
Tranfortasi jalan darat yang terdapat di Kabupaten Mandailing Natal, masih tertumpu kepada jalan negara lintas Sumatera mulai dari perbatasan Tapanuli Selatan sampai ke Muarasipongi. Demikian pula akses jalan antara Jembatan Merah ke Natal yang berada dikoridor tengah yang menghubungkan antara kawasan pantai barat ke Panyabungan selaku pusat ibukota kabupaten, kapasitasnya masih jalan provinsi. Sedangkan sarana transfortasi darat koridor barat dan timur masih dalam tahap perencanaan. Jalan lintas koridor barat yang diharapkan itu dapat membelah bagian barat Mandailing Natal mulai dari Kecamatan Siabu, Huta-bargot, Panyabungan Selatan, Puncak Sorik Marapi, Ulu pungkut, Pakantan hingga tembus ke Simpang Banyak Sumatera Barat. Untuk transfortasi koridor timur dapat menghubungkan Kecamatan Siabu – Bukit Malintang – Panyabungan Utara – Panyabungan Timur – Tambangan & Kotanopan. Khusus dari Kecamatan Panyabungan Ti-mur, tepatnya dari Pagur Aek Nabara akan dibangun koridor jalan tembus yang menghubungkan Ma-dina ke Kab. Palas – Sibuhuan.
Apabila ketiga koridor transfortasi jalan ini secara cepat dapat terealisasi, sudah dapat dibayangkan akan semakin terwujud percepatan pertumbuhan ekonomi rakyat yang berorientasi kepada peningkatan pendapatan. Dalam jangka waktu relatif singkat, kabupaten yang berdiri sejak 16 tahun yang lalu itu akan dapat mengungguli bahkan meninggalkan kabupaten lain mengingat luas daerah ini sebagai kabupaten terluas di provinsi Sumatera Utara/lebih sepuluh persen, tentu mempunyai tantangan tersendiri.(suti).
Minggu, 05 Juli 2015
Home »
» Perhubungan Darat dan Laut di Madina masih Tantangan.
0 komentar:
Posting Komentar